TOKOH MANAJEMEN : Henry Fayol dan Taylor
Oleh : Itmamudin, SS
A. Pendahuluan
Sebuah
lembaga sangat memerlukan manajemen, karena dengan adanya manajemen
seluruh aktivitas lembaga akan mengarah pada upaya pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen yang ada dalam suatu
lembaga akan berusaha memfungsikan diri sesuai ketentuan lembaga
tersebut. Oleh karena itu dalam proses manajemen diperlukan perencanaan,
pengorganisasi, penganggaran, kepemimpinan dan pengendalian.
Sementara
menurut O.R.Terry yang dikutip oleh Hadi (1990:2) menyatakan bahwa
manajemen adalah usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dengan
menggunakan keahlian orang lain. Dalam hal ini Terry tidak menjelaskan
unsur-unsur apa saja yang diperlukan manajemen agar dalam proses
pencapaian tujuan dapat berjalan lancar.
Dalam
ensiklopedi Nasional Indonesia Vol. 16 (1990:115) disebutkan bahwa
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
sumber daya manusia dan sumber-sumber yang lain untuk mencapai tujuan
ataupun sasaran secara efektif dan efesien. Dalam pengertian ini
manajemen dikatakan baik apabila suatu organisasi/lembaga itu memiliki
tujuan dan sasaran yang jelas dan diketahui oleh semua yang terlibat
dalam kegiatan organisasi itu. Setelah itu disusunlah langkah-langkah
untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan segala sumber daya (manusia,
dana, sarana, kesempatan, sumber alam dan lain-lain) secara optimal,
efesien dan efektif. Kegiatan dan elem-elemennya perlu ditata agar tidak
tumpang tindih sehingga diperlukan kepemimpinan dan ppengawasan dalam
pelaksanaanya.
Dalam
pendefenisian manajemen terdapat kelompok yang menekankan kegiatan
manajemen dana ada kelompok yang menekankan fungsi manajemen. Kelompok
yang menekankan kegiatan manajemen antara lain Hein Weinrich dan Harold
Kosutz (1993) menyatakan dalam management : a global perspective
dinyatakan : management is the procces of designing and maintaining
environment in which individuals, working together in groups, efficiency
accomplish selected aims. Kelompok ini didukung oleh ahli lain seperti
paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, Andrew N. Sziloggi dan bernard Keys.
Kemudian kelompok yang menekankan pada fungsi manajemen antara lain George Terry (1977) menyatakan : “Management
is a distinct proses consisting of pallning, organizing, actuating, and
controlling, performed to determine and accomplish stated objectives by
the use of human being and other resources”. Didukung juga oleh para ahli antara lain Don Heleroegel, James A.F Stones dan Donald C. Mosky
Namun
dalam makalah ini, penulis tidak akan menyampaikan dan mengupas para
tokoh di atas, namun penulis tertarik untuk mengangkat teori manajemen
menurut Frederick W. Taylor dan Henry Fayol yang merupakan tokoh
manajemen ilmiah. Keduanya merupakan sarjana teknik (Siagian, 1994:39).
Frederick W. Taylor berasal dari Amerika sedangkan Henry Fayol dari
Perancis. Mereka hidup pada saat terjadi revolusi industri, dimana
kejadian ini membawa perubahan besar diberbagai belahan dunia, terutama
eropa daratan dan amerika utara. Perubahan itu menyangkut manajemen,
terutama mengenai konsep efesiensi dan efektifitas kinerja organisasi,
industri dan lembaga. Pada saat itu banyak didirikian perusahaan besar
yang bergerak dalam perekonomian, perindustrian, pertambangan dan
perdagangan. Perkembangan ini memberikan pengaruh yang luar biasa bagi
perkembangan manajemen, terutama pada manajemen sumber daya manusia.
Walaupun mereka menulis dalam waktu yang hampir bersamaan, namun ide-ide
mereka berbeda. Jika ide-ide F.W. Taylor didasarkan atas penelitian
ilmiah, sedangkan Fayol menulis atas dasar pengalamannya bertahun-tahun
sebagai seorang praktisi eksekutif. Fayol mencoba mengembangkan prinsip –
prinsip umum yang dapat diaplikasikan pada semua manajer dari semua
tingkatan organisasi, dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan
oleh seorang manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada
tingkat yang paling rendah dari organisasi manajemen, yaitu tingkat
paling rendah dari sebuah pabrik (shop level management).
B. Konsep Manajemen Frederick W. Taylor
Frederick
W. Taylor (1856-1915) dikenal sebagai “Bapak manajemen Ilmiah”
menyatakan bahwa manajemen ilmiah merupakan penerapan metode ilmiah pada
studi, analisis dan pemecahan masalah dalam organisasi. Taylor
menerapkan cara-cara ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah di
perusahaan. Dari hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa
prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu prinsip coba-coba atau yang
lebih dikenal dengan sebutan trial and error.
Manajemen ini merupakan usaha untuk meningkatkan produktifitas para
buruh. Dia berpendapat bahwa pemborosan sering terjadi dalam kegiatan
produksi karena para pekerja banyak membuang waktu yang tidak sedikit
akibat kinerja yang tidak efesien. Taylor juga merupakan seorang manajer
dan penasihat perusahaan.
James
A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa Frederick
W. taylor mendasarkan filosofinya dalam empat prinsip untuk mencapai
efisiensi sebagai berikut :
1. Pengembangan manajemen Ilmiah sebenarnya, jadi setiap metode terbaik untuk melaksanakan setiap tugas dapat ditentukan
2. Seleksi ilmiah para pekerja, sehingga para pekerja akan diberi tanggung jawab yang paling cocok dengan kemampuanya
3. pendidikan dan pengembangan karyawan secara ilmiah
4. kerjasama yang baik antar manajemen dan tenaga manajemen
Taylor
berpendapat bahwa untuk dapat sukses dengan prinsip ini memerlukan
‘revolusi mental yang lengkap” pada pihak manajemen dan tenaga kerja.
Kdeua belah pihak jangan bertengkar mengenai lab, melainkan berusaha
meningkatkan produksi. Dengan demikian dia percaya bahwa laba akan naik
sampai mencapai titik yang menyebabkan tenaga kerja dan manajemen tidak
perlu lagi berjuang untuk itu. Singkatnya Taylor percaya bahwa manajemen
dan tenaga kerja memiliki kepentingan bersama dalam meningkatkan
produktivitas.
Taylor
mendasarkan sistem manajemen pada studi waktu lini produksi. Bukanya
mendasarkan pada metode kerja tradisional. Dia menganalisis danmengukur
waktu gerakan pekerja baja dari satu seri pekerjaan. Menggunakan studi
waktu sebagai dasarnya, dia memecah setiap pekerjaanmenjadi
komponen-komponennya dan mendesain metode tercepat dan paling baik untuk
melaksanakan setiap komponen. Dengan cara ini dia menetapkan berapa
banyak seorang pekerja harus mampu mengerjakan dengan peralatan dan
material yang ada ditangan. Dia juga mendorong para majikan untuk
membayar pekerja yang lebih produkstif dengan upah yang lebih tinggi
dari pada yang lain, menggunakan tarif “yang tepat secara ilmiah” yang
akan menguntungkan perusahaan maupun pekerja. Jadi para pekerja didorong
untuk melewati standar prestasi kerjanya yang terdahulu untuk
memperoleh upah yang lebih tinggi. Taylor menyebut dengan sistem tarip berbeda
Kontribusi teori manajemen ilmiah
Dalam
perjalanannya perusahaan yang dijalankan oleh Taylor menghasilkan
produk yang lebih cepat dari pada yang pernah dibayangkan oleh Taylor.
“keajaiban” produksi ini hanya salah satu warisan dari manajemen ilmiah.
Sebagai tambahan, bahwa teknik manajemen efesiensi ini telah diterapkan
pada berbagai tugas dalam organisasi non industri, jasa makan siap
sajisampai pelatihan untuk doklter bedah.
Keterbatasan teori manajemen ilmiah
James
A.F. Stoner dalam buku manajemen (1995:34) mengatakan bahwa walaupun
Taylor menyebabkan kenaikan dramatik dalam produktivitas dan upah yang
lebih tinggi dalam sejumlah kasus, para peklerja dan serikat pekerja
mulai menentang pendekatan taylor karena mereka takut bekerja lebih
berat dan lebih cepat akan membuat lelah pekerjaan apapun, yang
menyebabkan pekerja yang bersangkutan dirumahkan.
Lebih
lanjut, sistem Taylor jelas berarti bahwa waktu amat penting. Para
pengkritiknya menolak kondisi “mempercepat” yang diterapkan dengan
tekanan secara berlebihan pada pekerja untuk berprestasi semakin lama
semakin cepat. Penekanan pada produktivitas dan kalau diperluas,
kemampuan menghasilkan laba membuat beberapa orang manajer
mengeksploitasi perkeja dan pelanggan. Sebagai hasilnya, lebih banyak
yang pekerja bergadbung dengan serikat pekerja dan dengan demikian
memperkuat pola kecurigaan dan tidak mempercayai yang membayangi
hubungan tenaga kerja-manajemen selama beberapa dekade.
C. Konsep Manajemen Henry Fayol
Manajemen
ilmiah memikirkan cara meningkatkan produktifitas kerja di pabrik dan
individu pekerja. Sedangkan teori organisasi klasik menumbuhkan
kebutuhan untuk menemukan pedoman pengelolaan organisasi kompleks. Teroi
organisasi klasik di sampaikan oleh Henry Fayol (1841-1925) merupakan
seorang industrialis yang berasal dari perancis. Ia melihat bahwa
perusahaan tambang tempatnya berkarya nyaris mengalami kehancuran karena
kekurang mampuan para manajer ketika menjadi manajer puncak, masalah
manajerial menjadi prioritas utama (siagian, 1994:38). Henry Fayol pada
umumnya dikenal dengan penemu aliran manajemen klasik, ini bukan karena
dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, namun
karena dia orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Fayol
percaya bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola tertentu yang
dapat diidentifikasi dan di analisis. Dari pemahan dasar ini dia
membantu membuat rancangan untuk doktrin menajamen yang kompak, salah
satu yang masih tetap memiliki kekuatan sampai saat ini.
Dengan
keyakinannya dalam metode ilmiah, Fayol serupa dengan Taylor. Kalu
Taylor pada dasarnya memikirkan fungsi organisasi, Fayol menitikberatkan
pada total organisasi dan memusatkan pada manajemen yang menurut dia merupakan hal yang paling diabaikan dalam operasi bisnis.
Dalam hal ini dia mengemukakan prinsip manajemen antara lain :
- Pembagian kerja
Semakin
seorang menjadi spesialis,semakin efesien mereka dapat mengerjakan
tugasnya. Lini perakitan modern dapat menjadi contoh dalam penerapan
sistem ini
- wewenang
manajer
harus memberikan perintah sehingga tugas selesai. Walaupun wewenang
formasl membernarkan mereka memberi perintah, manajer tidak selalu
memaksa kepatuhan kecuali mereka juga mempunyai wewenang pribadi
(seperti pengalaman yang relevan)
- Disiplin
Anggota
dari organisasi perlu menghormati peraturan dan persetujuan yang
mengatur organisasi. Bagi Fayol disiplin berasarl dari kepemimpinan yang
baik pada semua tingkat dari organisasi, persetujuan yang adil,(seperti
memberkali untuk menghargai prestasi superior), dan penerapan sanksi
yang bijaksana bagi pelanggan
- Kesatuan Perintah
Setiap
pekerja harus menerima instruksi hanya dari satu orang. Fayol percaya
bahwa kalau seseorang karyawan menjadi bawahan dari beberapa orang
manajer, akan terjadi konflik dalam instruksi dan kekacauan dari
wewenang
- Kesatuan dalam Pengarahan
Operasi
dalam organisasi yang mempunyai obyektif sama harus diarahkan hanya
oelh seorang manajer menggunakan satu rencan. Misalnya departemen
personalia dalam sebuah perusahaan tidak boleh mempunyai dua orang
direktur, masing-masing dengan kebijakan pmerekrut yang berbeda.
- kepentingan individual dibawah kepentingan umum
dalam keadaan apapun kepentingan pribadi karyawan tidak boleh didahulukan dari kepentingan perusahaan
- balas jasa
kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan harus adil bagi karyawan dan majikan
- sentralisasi
mengurangi peraan bawahan dalam pembuatan keputusan adalah sentralisai, meningkatkan peranan mereka adalah desentralisasi.
Fayol
percaya bahwa manajer harus mempertahankan tanggung jawab akhir, tapi
pada saat yang sama harus memberikan wewenang yang cukup kepada
bawahanuntuk mengerjakan tugasnya dengan baik. Masalahnya adalah
menemukan seberapa jauh sentralisasi dalam setiap kasus
- Rantai scalar/garis wewenang/hirarki
Garis
wewenang dalam sebuah organisasi (sekaranag seringkali digambarkan
dengan rapi berupa kotak-kotak dan garis dari bagan organisasi) berjalan
menurut peringkat dari manajemen puncak ke tingkat paling bawah dari
perusahaan.
- Susunan
Material
dan orang harus berbeda ditempat yang tepat pada waktu yang tepat.
Orang, terutama harus pada pekerjaan atau posisi yang paling cocok
baginya.
- keadilan
manajer harus bersahabat dan adil dengan bawahanya
- stabilitas staf organisasi
banyaknya karyawan yang keluar mengungkapkan fungsi efisiensi dari sebuah organisasi
- inisiatif
bawahan harus diberi kebebasan untuk memikirkan dan melaksanakan rencana mereka walaupun beberapa kesalahan mungkin terjadi
- semangat korps
mempromosikan
semangat tim akan memberikan rasa kesatuan pada organisasi. Bagi Fayol
yang kecilpun harus membantu mengembangkan semangat. Dia menyarankan
misalnya, penggunaan komunikasi verbal sebagai ganti dari komunikasi
formal tertulis kalau mungkin
Dari
14 prinsip manajemen yang menurut Fayol “paling harus diterapkan”,
karena sebelum Fayol para pakar pendapat bahwa manajer itu dilahirkan
bukan dibentuk, tapi Fayol mengajarkan bahwa manajemen adalah suatu
ketrampilan seperti yang lain, sesuatu yang yang dapat diajarkan kalau
prinsip dasarnya dipahami.
D. Penutup
Demikian
makalah ini saya sampaikan, mohon untuk koreksi dengan segala
kekurangan yang ada dalam tulisan, agar dapat menjadi masukan yang baik
bagi penulis.
Daftar pustaka
- James A.F Stoner, Manajemen Jilid 1. 1996J. akarta, Prenhalindo,
- Ensiklopedi Nasional Indonesia Vol. 16. 1990. Jakarta: PT Cerah Pustakatama
- Handoko, T Hani. 1993. Manajemen II. Yogyakarta : BPFE
- Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar